Perjalanan merengkuh Lembayung Senja
( Impreza Andry )
----------------------------------------
Di Ujung Nadir
Malam tadi aku bermimpi : audiensi dengan mu wahai penguasa bukit barisan.
aku sungguh terpana
tidak ada takut
tidak ada gentar
tidak pula tersurut
tertengadah aku saat Kau rajam kan kuku mu di tanah rekah ini : Kami harus pergi !
ku kira Engkau bercanda ....
aku menangis !
dan ... tetap ku teriak kan Engkau .. seiring langkah mu menghilang
Arrrrgggghhh ..
kemana Engkau kan pergi Wahai Pelindung Hijau ?
sebuah tanya... dan kini ku sampaikan pada mu SAHABAT.
-0)(0-
Mohon sahabat tuk tanggapi dan taburkan benih kasih padanya !
Nadir Yang Tersedu
oleh Impreza Andry pada 10 Juni 2011 jam 21:10
Kau !
ya .. Kau ..!
adalah niscaya tika bersama kita reguk kristal yang berisikan sejuta luap akan saga ini.
Bukankah kau tlah sirami AKU !!!!!
jgn lagi kau tersemu !
Tidak ! nuansa ku tak bisa terpapar bila ufuk ini tak lagi biru.
hanya jatuh di sekumpulan ilalang merangas yang jika tertiup sedikit saja kan riuh ... riuh ... dan ketika tersengat mentari kan MATI ... bak sebuah gores tak berkesudahan.
MANA ????
bukan .. itu cuma katak !
ah.. cuma itu ?
aku kira kau kan sematkan mutiara hitam nan menyaga itu di azura ku ...
saat kau lambaikan panji panji secara sempoyongan dan lemah ... AKU DI SINI !
ah..
Apanya yang TIDAK ?
Aku sekarang hanya diam...
-0)(0-
Malam badai, Pantai Padang, awal Juni '11
Untuk seorang sahabat
Nisbi nan mengental
di sini
ku luang lagi sebuah semu
rupa rupa nya pun sehangat mentari pagi ..
aku tau
kan berpindah di dingin malam
...
sejumput manis itu tak sanggup ku raih ..tidak
-00)(00-
( Sebuah Apresiasi pada RH-Seriti Senja Featuring Igir Alqatiri, ~@Sebuah Tanya Untuk Ibu Pertiwi@~ ) Kibar lagi seruan itu SAHABAT !
aku tlah kembali
bukanlah ini yang aku nanti
( jikalau butir pasair pantai ini adalah dharma ku )
dan saat liar riuh itu meniup sunyi ku ..
Aku berpaling !
INI BUKAN DUNIA KU
( sebagaimana episode kelam di ujung rasa )
...
eh, kabut tlah turun
seharusnya kemarin kemarin tlah aku bisikkan pada mu sahabat
hanya sebuah doa : satu kata
bahkan kita pun harus setuju : buang saja sejuta rasa nan menipu!
aku juga katakan
aku juga sua kan
aku pun rasa ..rasa.. rasa.. jauh ! BUKAN !
itu adalah fatamorgana.
Dan sahabat.. di luruh ini. Aku menyepi.
-0) (0-
Solok, tepian Batang Lembang, Juni '11
Santun ku hatur tuk mu. Sahabat
Yang pupus dan Sunyi
Rimbun beton bertulang ini buat ku tengadah
Aku akan jadi Raja di sini !
ini adalah padepokanku
ini adalah mayapada ku
dan
dari 117 Meter ini aku sampaikan pada mu wahai sahabat :
KITA TANCAPKAN RAGA KITA DISINI !
...
Aisss
bukan sungging itu ku maksud..
Jajar mu tuk temani tapak ku !
Saga mu tuk temani jiwa ku !
Ya..
tatap jantan itu yang ku mau : Ayo kita mulai !
..
;;
!
Bagaimana kawan.. ?
bermandi lampion dan kemilau kristal waktu ini ..
atau renangi gemulai liar nan tawarkan sendu ..
bahkan di tengah racikan intrik nan memukau ?
Puas kah kita ?
..
Aku tau .. blum !
sini .. aku hatur lagi wijaya nan sombong..
ya.. bahkan kau pun merupa casanova..
ha..ha..ha..
..
di titik nan ke 1376 ini
dan di tepian segara nan menggelora di tingkahi lamun sang bayu ini
kau akan pergi ...?
Kawan,
ini cita yang kita cari ?
terpuruk pada niscaya semudah balik genggam rasa ?
Tidak sahabat.
biarkan aku menekur dulu
aku lihat sebuah tanya ..
mana bisa begini..
..
Jaya blum jadi tawanan kita !
haruskah ku pukul kan kepal geram ini di tembok kisruh maya mu ?
haruskah ku tamparkan logika murni dan kearifan nyata ini di wajah sumringah mu ?
harus kah ?
Atau..
..
Heeeyyyy !!!
aku blum kembali dari narasi ku kawan
..
baiklah
kalau memang kau yangg minta
biarlah aku kembali rajut keping yang tlah terempas dan tercerai ini di 4 x 4 relungku
biarlah
gapai saja semua yang di ujung ufuk..
dan tidak perlu menoleh.. murung maupun berbalik..
HARGA DIRI KU HANYA UNTUK MEREKA !!!
Bukan kau SAHABAT..
Bukan .
KITA TETAP SATU !
dan
Aku, Elang nan menderam walau sayat berdarah menetesi sayap dan tubuhku.
Aku, slalu bersama mu.
-00)(00-
Ujung Rasa ... Muaro, Padang.. Pagi sunyi Juni 2011
Sebuah Elegi tuk seorang kawan nan tertatih kejar sejatinya
Dan Sang Elang pun Tersandar !
Kosong..
manakala hati bertanya
dan audiensi pada dinding rabu trus melantun
adalah Aku..
yang hinggap di tingkap bersahajamu
rinai tersamar khayal
sementara terpuruk di bias silam
Ringkih termakan rasa
sebuah nyata hadir di jiwa
teduh adalah tuturmu
lembut adalah nadi mu
namun hangat meneriak jenuh adalah tidak mu !
Seketika tiba
di kerlip gemintang pada hari ke 12
terselip doa dan kau semat mahkota di marwahku..
Aku bisa !
...
Sehasta berlalu menijak liuk..
hilang di pusaran nan terlinang
tidak
bukan sukma ini di pusara basah terbuang,
adalah Aku.. dan angkaraku.
Dan
Ketika.. kelopak pucat itu tergetar..
ketika terkatup dan terhunus di rabu
ketika .. simpuh mensejajar, bahkan tak sanggup terjenjang
aku merupa elang menderam .. terlimang amis asin buana ... timbul tenggelam
Aku merupa harimau ... menajam hela terdampar baka.
Merupa pungguk kering.
damba butir butir mutiara biru mu...
-o)(o-
Catatan rindu di ujung masa, Untuk merpati ku
Adalah sebuah kehormatan saat kau beri cintamu !
Tanya itu tetap tak berbentuk
Nokhtah itu tlah mengering !!!
dan jelaga liat nan amis tertutup hela ..satu-satu nan terhempas lirih ini seakan tak bermakna.
Mana lagi kelabu sunyi nan terdengung itu ?
tumpah ruah di riba hitam nan meremang !!!!
meremang saga !!!
Ketika geletar ini getir pekikan JADDAH !!!!
tersandar lemas di dinding berlumut nan simpan sejuta harap ..
Akankah terganti rupa kita ....( lihat ianya menerjang bayu !)
Aku menangis...

Tetes rindu menganak sungai..
meliuk... laju
dan terpa semua...
kadang tergantung di helai akar ..
atau tersambar di helai helai cikal dan menghijau
hingga terpapar di bentang sejuk bulir bulir nan merunduk .. keemasan..
Ah.. Ibu menangis .
( walau telah lama ianya menangis.. taklah sebentuk ini .. )
Dulu padang ini Basah !!!
Amis bergelut di lembut peluk mu..
anak anak nya pun puputkan asa di sini.
Apa mereka kan hanya menjadi kalang nan terurai oleh cacing cacing pengecut yang hisap sarinya ?
Ibu..
Ibu ... jangan lah kau tumpahkan seluruh getir dan resah tak berujung di sumpah serapah geliat gerah mu ..
Tidak Ibu ...
Kami masih di sini ..
setinggal ini ! tak hanya berpercik !
Ibu ..
Kami adalah PUNGGAWA mu !
....
Lihat Ibu ... di tangan kotor nan busuk yang kau sergah kan ini kami genggam kembali kekang rasa pada mu !
di kaki gemetar dan tertatih ini .. kami jejak lagi sejati nan pernah kau semilirkan pada pengantar tidur kami !
di tunduk geram ! di apit angkara akan ketidak nyanaan atas sumpah mu .. KAMI MENOLAK UNTUK DIAM wahai IBU tercinta !!!!! dan kami adalah HULUBALANG MU !!!
dan ... walau pernah tersedekap setimpal hasta pada tembok berlumut nan urai cerita ini .. seraya tersedu..
KAMI KEMBALI TENGADAH !
biarlah untai mutiara biru nan genangi perut mu ini adalah MARWAH kami dan hanya teruntuk mu wahai Ibu nan Hijau !
dan .. isak ini adalah pen-jaddahan pada semua ! semua nan perkosa engkau wahai Ibu !
di isak ke 66 ini ... kami sedu kan IKRAR : kami adalah PATIH mu !!!!!
...
Untuk apa Ibu menangis ???
kami yang tersembunyi di rengkuh lembut mutu manikam mu ini tetap papah hela mu !!!
tidak kah ibu melihat kami ?
tidak kah Ibu rasakan kami ...?
yang senaraikan cinta pada mu ?
...
INI IBU ... LIHAT ...
DI LETUP KECIL INI KAMI JAYAKAN ENGKAU !
dan..
jangan lah kau trus menangis ..
karena di sepuluh jari nan lemah dan terkatup ini... TEGAR KAMI USUNG MERAH PUTIH MU !!!
-o)(o-
Pada Sahabat .. isak kita telah terlampau lama .. Ayo .. Ibu Pertiwi rindukan kita !
dan biarlah sedu sedan ini jadi awal senyum nya.
( Malam hening .. di Karet .. July 2011)